Minggu, 29 Mei 2011

Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2011

Perekonomian Indonesia pada 2010 dinilai sejumlah kalangan cukup menggembirakan. Di saat sebagian besar negara di dunia mengalami pertumbuhan negatif, perekonomian Indonesia justru tumbuh dengan laju sekitar enam persen.

World Economic Forum melaporkan, peringkat daya saing Indonesia untuk 2010-2011 naik 10 tingkat di angka 44 dari peringkat sebelumnya di level 54. Kenaikan itu terutama didorong kinerja makro ekonomi yang sangat baik. Linerja ekspor tumbuh pesat.

Komite Ekonomi Nasional atau KEN, lembaga yang ditugasi untuk memberi masukan kebijakan ekonomi kepada Presiden, meyakini laju ekonomi Indonesia tahun depan akan melaju lebih cepat. KEN berharap bisa mendorong pemerintah memaksimalkan momentum pertumbuhan ekonomi ini.

Antara lain dengan terciptanya koordinasi yang baik, pengambilan kebijakan yang cepat dan tepat, serta tetap mewaspadai gejolak keuangan global.  "Melakukan akselerasi, percepatan supaya ekonomi kita bisa tumbuh lebih cepat lagi," kata Chairul Tanjung, Ketua KEN, pada acara diskusi Prospek Ekonomi 2011 di Jakarta, Senin (20/12).

Dengan kebijakan ekonomi yang tepat, KEN yakin perekonomian Indonesia tahun depan akan tumbuh dengan laju 6,4 persen. Menurut KEN, tingkat konsumsi, investasi, dan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita secara serentak. Semetnara total out put perekonomian Indonesia diperkirakan mencapai Rp 7.726 triliun. Ini dikarenakan Indonesia baru memasuki fasa ekspansinya.

Meski begitu, lembaga penasehat ekonomi Presiden ini berharap pemerintah mewaspadai tantangan dan risiko di tahun mendatang. Tantangan tersebut baik gejolak keuangan dunia maupun faktor dalam negeri yang bisa berakibat buruk pada stabilitas ekonomi makro.(BOG)

SUMBER : http://berita.liputan6.com/ekbis/201012/312293/Prospek.Ekonomi.Indonesia.2011.Menjanjikan

Rabu, 11 Mei 2011

Pendapatan Perkapita Indonesia Pada Sektor Konstruksi

Nama : Robby Kurniawan
Kelas : 1EB03
NPM: 26210213
PEREKONOMIAN INDONESIA #

  • Pendahuluan :
Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu cukup lama untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan tahunan atas pendapatan nasional bruto atau GNP. Indeks pembangunan diukur melalui GDP (produk domestik bruto). Indeks ekonomi lainnya yang juga sering digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan pembangunan adalah tingkat pendapatan perkapita (income per capita) atau GNP per kapita.
  • Pengertian
Pengertian sektor konstruksi menurut BPS adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyati dengan lahan tempat kedudukannya, baik yang digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan yang diciptakan oleh kegiatan ini dapat dilihat melalui : gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunkiasi. Rangkaian kegiatan yang termasuk dalam sektor tersebut meliputi : perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan bangunan.
Rangkaian kegiatan dalam sektor konstruksi meliputi :
  1. Penyiapan Lahan
Beberapa usaha yang terlibat dalam usaha ini meliputi usaha pembongkaran dan penghancuran gedung atau bangunan lain serta pembersihan. termasuk peledakan, tes pengeboran, pengurukan dan perataan, pemindahan tanah, pembuat saluran untuk mengeringkan lahan. Namun komponen penyiapan usaha pertambangan tidak termasuk kedalam usaha penyiapan lahan.

    2. Konstruksi Umum

Konstruksi umum ini meliputi konstruksi sipil gedung dan konstruksi selain jalan. Konstruksi sipil khusus gedung meliputi usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk bangunan hunian biasa, gedung pendidikan. peribadatan. balai pengobatan, perkantoran, penginapan, pusat perdagangan, kawasan industri/pabrik, gedung terminal/stasiun, gedung olahraga, gedung kesenian/hiburan, bangunan pergudangan, hanggar. Sedangkan konstruksi sipil non gedung melputi : konstruksi jalan, jembatan dan landasan pesawat terbang, konstruksi jalan dan jembatan kereta api, bangunan terowongan, konstruksi pengairan, konstruksi sistem penyaluran dan penampungan air bersih, air konstruksi sistem penyaluran dan penampungan air bersih, air limban dan drainase, konstruksi pengolahan, penyaluran dan penampungan minyak dan gas, pengerukan, konstruksi dermaga, konstruksi sipil lainnya.

    3. Elektrik dan Komunikasi

Meliputi : konstruksi elektrikal, konstruksi telekomunikasi sarana bantu navigasi laut dan rambu sungai, navigasi udara dan peralatan penyelamatan, sinyal dan telekomunikasi kereta api, sentral telekomunikasi, konstruksi elektrik dan telekomunisi.

    4. Konstruksi Khusus

Meliputi : pemasangan pondasi dan pilar, pembuatan/pengeboran sumur air, pemasangan steiger, pembuatan atap, pemasangan bangunan/konstruksi prefab dan pemasangan kerangka baja, instalasi gedung, instalasi bangunan sipil.

     Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam tulisan ini dibatasi pada fungsi sektor konstruksi sebagai penyedia saran dan prasarana dasar terhadap aktivitas maupun kegiatan lain dalam negara Indonesia.

  • Peranan Konstruksi Pada Perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi telah melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan dampak yang sangat berat dan bahkan sampai merusak sendi-sendi perekonomian nasional.
Sebagai salah satu sektor yang memberi sumbangan terbesar pada GDP perekonomian Indonesia, sektor konstruksi tidak bisa dipungkiri memiliki peran strategis pada pembangunan. Peran strategis tersebut antara lain pada penyerapan tenaga kerja, jangkauan rantai pasok yang luas, pendorong sektor-sektor pendukungnya, bahkan mobilisator pertumbuhan produk nasional baik barang maupun jasa.

“Hingga semester I tahun 2010, sektor konstruksi bahkan menyumbang GDP hingga 10,1 % dan menyerap 5,4 juta tenaga kerja”, ungkap Kepala BP Konstruksi Bambang Goeritno pada Konferensi ConBuild 2011 Kamis (14/04). Tidak hanya itu, rantai pasok industri konstruksi, yang meliputi semua sektor pendukungnya, dari hulu hingga hilir mampu menyerap 40 juta tenaga kerja.

Pencapaian ini tentunya membutuhkan lingkungan konstruksi yang kondusif yang dapat tercapai antara lain dengan pemerintahan yang bersih, sektor swasta yang kompetitif, dan masyarakat jasa konstruksi yang profesional. Bukan pekerjaan yang mudah tapi juga bukan sesuatu yang mustahil untuk dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan jasa konstruksi. 

Lebih jauh lagi, Kepala BP Konstruksi mengingatkan bahwa saat ini Pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan adalah bagaimana mengembangkan pasar hingga luar negeri serta menciptakan peluangnya, mengingat globalisasi industri konstruksi yang tidak terbendung lagi.

Pembicara lain yang mengisi acara ini antara lain Dirjen Bina Marga Kementerian PU menampilkan tema Building and Integrating the Nation Roads Network, Dirjen Cipta Karya Kementerian PU menampilkan tema National Roadmap of Built Environment and Water System, Kepala Pusat Sumber Daya Investasi BP Konstruksi menampilkan tema National Construction Investment Policy Network, dan sebagainya.
Sedangkan pada Jumat 15 April 2011 akan disajikan Presentasi Proyek Jalan Tol oleh Kepala BPJT Kementerian PU, dan presentasi Proyek Air Minum oleh Kepala BPPSPAM Kementerian PU.
 
SUMBER : (1) http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=2&ved=0CBsQFjAB&url=http%3A%2F%2Felib.pdii.lipi.go.id%2Fkatalog%2Findex.php%2Fsearchkatalog%2FdownloadDatabyId%2F8200%2F8200.pdf&rct=j&q=peranan%20sektor%20konstruksi%20terhadap%20perekonomian%20indonesia&ei=aTrKTfufGo_orQf7zJmSBQ&usg=AFQjCNGAh64sjalTJkKENOhDbILdMXefaQ&cad=rja (PDF)
(2) http://bpksdm.pu.go.id/?menu=10&kd=507